#EGSAFAIR2013

Minggu, 22 Mei 2011

Banjir ? Genangan ? Bikin Biopori aja

Kondisi daerah perkotaan saat ini memiliki lahan resapan air yang sangat sedikit sekali disertai dengan penggunaan air tanah yang sangat berlebihan menyebabkan penurunan permukaan tanah serta mengakibatkan sulitnya untuk mendapatkan air berkualitas baik dan cukup di kawasan tersebut.
Keseimbangan lingkungan yang harus terus menerus dilestarikan dan dijaga pun semakin rusak dan tidak terkendali. Untuk itulah diperlukan adanya gerakan pelestarian alam sekitar yang dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak serta berkesinambungan. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencegah mengalirnya air hujan ke selokan yang kemudian terbuang percuma ke laut lepas adalah dengan pembuatan lubang biopori resapan.


            Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Ir. Kamir R Brata, M.Sc, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor. Biopori sendiri merupakan lubang yang dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan panjang 30 sampai 100 cm yang ditutupi sampah organik yang berfungsi untuk menjebak air yang mengalir di sekitarnya sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya serta dapat juga membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuh-tumbuhan.

Lubang Resapan Biopori dapat dimanfaatkan untuk menambah air yang meresap masuk ke dalam tanah untuk menambah airtanah itu sendiri, selain itu lubang biopori yang dibuat dapat dimaksimalkan untuk membuat kompos alami dari sampah organik. Dengan lubang biopori dapat mengurangi genangan air dan juga banjir serta mencegah terjadinya erosi tanah dan longsor pada tanah yang kurang kompak atau lemah. Tempat-tempat yang dibuat lubang biopori biasanya pada saluran air hujan, pada tanah kosong ataupun di halaman.


Pembuatan Lubang Biopori adalah dengan cara membuat lubang di tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm, bagian mulut lubang diperkuat (dapat digunakan semen sebagai penguatnya) dan ditutup, lubang tersebut diisi dengan sampah organik yang berupa dedaunan dan sejenisnya yang nantinya dapat diambil dan dijadikan sebagai kompos alami. Lubang biopori yang dibuat sebaiknya menyesuaikan dengan besarnya atau sering tidaknya air tergenang di daerah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar