Pesisir merupakan daerah pantai yang tidak menentu batasannya dan cenderung meluas ke arah daratan. Sedangkan pantai merupakan daerah peralihan permukaan air laut tinggi dan permukaan air laut rendah. Pesisir ini memiliki beberapa bentuk lahan yang berkembang cukup baik. bentuk lahan ini terbentuk oleh dua proses. Proses utama dan proses lanjutan. Proses utama adalah proses pembentukan lahan asal struktural, dan proses lanjutan berupa pembentukan lahan asal eolin, marin, dan fluvial (fluviomarin).
Proses pembentukan lahan utama yaitu pembentukan asal struktural. Pembentukan ini bersifat majemuk mencakup perbukitan menoreh secara keseluruhan. Komplek perbukitan menoreh yang merupakan hasil pengangkatan permukaan bumi akibat adanya desakan dari lempeng australia yang bergerak aktif kearah utara.
Proses pembentukan lahan utama yaitu pembentukan asal struktural. Pembentukan ini bersifat majemuk mencakup perbukitan menoreh secara keseluruhan. Komplek perbukitan menoreh yang merupakan hasil pengangkatan permukaan bumi akibat adanya desakan dari lempeng australia yang bergerak aktif kearah utara.
Adanya pengangkatan permukaan bumi pada perbukitan menoreh mempengaruhi pembentukan lahan di pantai ini. Karena struktur lahan di pantai ini yang tidak memiliki tingkat kekerasan yang tinggi sehingga tidak membentuk suatu patahan di daerah pantai, melainkan membentuk suatu dataran yang semakin kearah pusat pengangkatan ketinggian dan sudut elevasi semakin besar (lipatan).
Proses pembentukan lahan ini mengalami proes lanjutan yang memiliki area yang tersendiri dalam satu komplek wilayah pantai Glagah. Proses-proses lanjutan tersebut adalah pembentukan lahan asal marin, eolin, dan fluvial. Namun demikian bentuk lahan marin yang paling dominan dalam area ini. Hal ini karena pantai ini bersentuhan langsung dengan samudra hindia yang merupakan faktor utama dalam pembentukan lahan lanjutan ini.
Perkembangan pembentukan lahan pesisir ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah struktur, tekstur, komposisi batuan, gelombang, angin, relief pesisir, arus laut, dan lain sebagainya. Namun pada dasarnya samudra hindia merupakan faktor kunci dalam pembentukan lahan marin di pesisir pantai gelagah ini.
Pantai glagah ini termasuk dalam klasifikasi pantai yang terangkat (Shoreline of emergence). Adanya proses pengangkatan pada perbukitan menoreh yang berpengaruh pula pada pesisir pantai ini, dapat pula diketahui karena adanya gisik yang merupakan dasar laut yang terangkat dan terletak di tepi laut, pantai yang terbuka karena pengangkatan dasar laut yang sebelumnya tidak temanfaatkan, dan garis pantai yang bersifat linear (hal ini karena Erosi gelombang dan pengendapannya pada laut dangkal cenderung menurunkan bentang lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang dangkal menjadi datar, apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang mengalami pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan kelihatan lurus).
Pantai glagah ini termasuk dalam klasifikasi pantai yang terangkat (Shoreline of emergence). Adanya proses pengangkatan pada perbukitan menoreh yang berpengaruh pula pada pesisir pantai ini, dapat pula diketahui karena adanya gisik yang merupakan dasar laut yang terangkat dan terletak di tepi laut, pantai yang terbuka karena pengangkatan dasar laut yang sebelumnya tidak temanfaatkan, dan garis pantai yang bersifat linear (hal ini karena Erosi gelombang dan pengendapannya pada laut dangkal cenderung menurunkan bentang lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang dangkal menjadi datar, apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang mengalami pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan kelihatan lurus).
Pantai Glagah telah mengalami daur perkembangan garis pantai. Perkembangannya sudah mencapai stadium muda (young stage). Young stage dapat diketahui dari beberapa indikator. Indikator yang ditemukan di pantai ini adalah adanya laguna yang membentang ke arah barat. Laguna in di batasi oleh serangkaian endapan material (gisik). Menurut penelitian laguna ini dibentuk oleh adanya pembentukan lahan fkuvial oleh bantuan angin. Sungai serang yang bermuara di samudra hidia membentuk membuat pengikisan tepi kanan sungai dengan bantuan angin yang membentuk arus berhembus ke arah barat. Hal yang menguatkan hipotesa peneliti adalah terdapat pula laguna-laguna yang sepola di daerah itu. Bila pengikisan tersebut terus terjadi maka laguna tersebut akan membentuk suatu aliran sungai seperti sungai pasir yang berada di sebelah barat laguna tersebut.
Bentuk lahan beting gisik kerap dijadikan sebagai lahan permukiman. Konsisi ini merupakan manifestasi dari adaptasi penduduk terhadap lingkungan dalam menentukan lokasi hunian (Yunus, 1989). Hal ini karena bentuk lahan ini lebih tinggi dari pada bentuk lahan lain yang berada di lokasi tersebut. Beting gisik di titik ini bersifat tunggal atau satu jalur. Topografinya brsifat datar dengan sedikit berombak secara teratur dengan material penyusun berupa pasir dengan ukuran yang hallus bercampur dengan debu dan lempung. Kondisi ini menyebabkan akuifer di bentuk lahan ini cukup bagus dengan air tanah yang dapat ditemukan 6 hingga 8 meter dan bersifat tawar. Karena kondisi lingkungan yang mendukung maka penduduk sekitar menggunakan lahan ini menjadi lahan perkebunan berupa tanaman belukar seperti semangka, tanaman kecil seperti cabai dan tomat, serta kerap ditemukan titik tumbuhnya pohon kelapa.
Bentuk lahan swale merupakan bentuk lahan yang berupa cekungan diantara dua gumuk pasir yang merupakan ledok drainase. Komplek gumuk pasir dan swale membentuk suatu relief berombak yang tersusun atas material pasir lepas. Pada dasar swale biasanya ditemukan akumulasi material halus berupa lempung dan debu.
Bentuk lahan swale merupakan bentuk lahan yang berupa cekungan diantara dua gumuk pasir yang merupakan ledok drainase. Komplek gumuk pasir dan swale membentuk suatu relief berombak yang tersusun atas material pasir lepas. Pada dasar swale biasanya ditemukan akumulasi material halus berupa lempung dan debu.
Penggunaan lahan di area ini lebih dominan digunakan sebagai pemukiman, obyek wisata dan fasilitas umum. Selain penggunaan lahan di atas terdapat pula beberapa titik yang digunakan sebagi media penanaman vegetasi buah naga, tomat, dan cabai sepanjang tahun di kawasan komplek swale dan gumuk pasir. Hal ini disebakan karena adanya material halus berupa debu dan lempung yang menjadi media tanam. Selain itu terdapat pula kondisi lingkungan yang cukup mendukung berupa kondisi air tanah yang melimpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar