Kampus berwawasan lingkungan dan mitigasi bencana merupakan jargon baru yang diusung Fakultas Geografi UGM dalam memperingati Hari Bumi 2011. Berbagai kegiatan telah diresmikan dan diintegrasikan dalam satu tema besar, yaitu “Recovery Merapi” (21/4). Untuk itu segenap civitas akademika menggagas berbagai kegiatan terkait dengan hal tersebut.
EGSA (Evironmental Geography Student Association) sebagai bagian dari warga kampus yang aktif dalam usaha pelestarian lingkungan turut berkontribusi dalam naungan tema tersebut. Kali ini EGSA berfokus pada kajian mengenai Hunian Sementara korban erupsi Merapi. Sebagaimana yang telah dikabarkan berbagai media dan sumber bahwa dampak erupsi merapi menelan korban jiwa dan harta benda. Permukiman adalah aspek yang fatal kerusakannya dan menjadi keharusan bagi pemerintah setempat untuk membagun tempat tinggal sementara bagi korban erupsi merapi. Saat ini pembangunan masih berjalan di beberapa kecamatan di sekitar lereng Merapi. Oleh karena itu Divisi Penelitian dan Pendidikan dibantu oleh Divisi Pengabdian Masyarakat mencoba melakukan studi kualitas lingkungan hunian sementara korban erupsi Merapi tersebut.
Tujuan utama diadakannya penelitian ini adalah untuk mempelajari teknik-teknik serta metode-metode analisis kualitas lingkungan permukiman dan diharapkan kajian ini dapat menghasilkan suatu laporan jelas mengenai sebaran hunian sementara dan tinjauan ilmiah mengenai kualitas hunian sementara tersebut.
Selain itu, perubahan iklim yang sedang gencar-gencarnya dilakukan pencegahan dan peminimalisiran pada saat ini merupakan suatu tantangan multidimensi yang kompleks bagi umat manusia di muka bumi ini. Pola perilaku dan gaya hidup manusia sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim dunia saat ini. Beberapa pola berlebihan dalam hidup manusia tersebut menghasilkan dampak yang dapat mengancam nyawa umat manusia, disamping perubahan iklim yang terjadi secara alami. Salah satu dampak perubahan iklim yang semakin ekstrim adalah bencana banjir besar yang menghadang Quensland, Australia pada bulan Januari yang lalu. Mitigasi dalam menanggulangi dampak ekstrem tersebut dapat ditentukan dari sikap dan perilaku manusia itu sendiri terhadap alam dan lingkungannya.
Talkshow mengenai mitigasi terhadap perubahan iklim ini dapat menjadi contoh bagaimana mengendalikan perubahan iklim yang semakin ekstrem ini melalui pengalaman-pengalaman narasumber yang sudah cukup handal dalam menyikapi perubahan yang sudah terjadi.
Acara : Talkshow Mitigasi tentang Perubahan Iklim
Judul : “Climate Under Our Hands”
Tema : Langkah mitigasi terhadap perubahan iklim global
Waktu : Tanggal 04 juni 2011 pukul 08.00-11.00 WIB
Tempat : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (RK 1*)
Narasumber :
1. Dosen/Pakar Ahli Bidang Perubahan Iklim
2. Mahasiswa sebagai aktivis/peneliti mitigasi perubahan iklim
3. Tokoh Masyarakat yang melakukan upaya adaptasi perubahan iklim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar